HARI INI DALAM SEJARAH
17-4-1975: Rezim Teror Khmer Merah Berkuasa
Mereka membantai jutaan warga Kamboja selama memerintah 1975-1979
38 Tahun yang lalu, rakyat Kamboja di Ibukota Phnom Penh bersukaria
merayakan berakhirnya perang saudara selama lima tahun sekaligus
menyambut datangnya pasukan pemberontak Khmer Merah, yang bergerilya
dari hutan. Namun, mereka saat itu tidak menyadari akan mulainya rezim
teror yang memusnahkan sekitar dua juta jiwa dari 1975 hingga 1979.
Menurut The History Channel,
berkuasanya rezim komunis Khmer Merah di Kamboja merupakan merupakan
masa paling kelam bagi sejarah negara itu. Dipimpin Pol Pot, Nuon Chea,
Ieng Sary, Son Sen, Khieu Samphan, dan Partai Komunis Khmer mereka
semasa berkuasa menerapkan eksekusi politik, kelaparan, dan kamp kerja
paksa bagi para musuh politik maupun kalangan intelektual.
Perintah
pertama Khmer Merah kepada penduduk di Phnom Penh saat itu adalah
segera tinggalkan kota. Mereka memperdaya penduduk dengan alasan bahwa
Phnom Penh akan dibom pesawat Amerika Serikat sehingga harus mengungsi.
Dalam
hitungan jam, Phnom Penh sunyi senyap. Rezim Khmer Merah sengaja
memindahkan penduduk ke desa untuk dibuat menjadi kaum tani sekaligus
menyingkirkan kaum-kaum tertentu yang mereka anggap sebagai musuh
rakyat.
Selama empat tahun berkuasa, rezim Khmer Merah menyiksa
dan membantai warga yang berprofesi sebagai guru, kaum profesional,
maupun yang tergolong kelas borjuis atau kapitalis.
Tempat-tempat
mereka dieksekusi dikenal sebagai ladang pembantaian (killing field).
Ada juga warga dikirim ke kamp kerja paksa, tergantung dari bobot
kesalahan atau latar belakang mereka berdasarkan penilaian subyektif
para aparat. Di sana, mereka pun dibiarkan kelaparan.
Rezim
Khmer pun menanamkan nilai-nilai revolusioner ekstrem kepada anak-anak
melalui suatu kamp khusus dengan tidak lagi mengakui orangtua kandung
mereka. Anak-anak pun dikerahkan untuk memata-matai dan mengintimidasi
orang-orang dewasa.
Rezim Khmer Merah juga membubarkan
pemerintahan kerajaan walau tetap mengakui Raja Norodom Sihanouk sebagai
kepala negara hingga 2 April 1976, saat dia mundur dari jabatannya.
Sihanouk sendiri berstatus sebagai tahanan rumah di Phnom Penh sebelum
akhirnya berhasil mengungsi ke AS dan akhirnya pindah ke China.
Rezim
Khmer Merah akhirnya berakhir pada 1979 saat Vietnam menyerang Kamboja
dan berkuasa di sana selama sepuluh tahun sebelum akhirnya tercipta
kesepakatan damai. Para pimpinan Khmer Merah, termasuk Pol Pot melarikan
diri ke hutan dan tetap di sana hingga wafat. Namun sebagian dari
mereka saat ini berhasil ditangkap dan tengah diadili untuk kasus
kejahatan atas kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar